Jakarta, Merebaknya kasus flu burung clade 2.3.2 yang banyak menyerang dan mematikan itik sempat membuat masyarakat ragu atau takut mengonsumsi bebek. Namun Menkes mengungkapkan masyarakat boleh makan daging bebek asal dimasak terlebih dahulu.

“Daging bebek tetap boleh dimakan, karena kalau dimasak virusnya mati. Jadi boleh dimakan asal jangan dimakan mentah,” ujar Menkes dr Nafsiah Mboi, dalam acara konferensi pers tentang PP Tembakau di Gedung Kominfo, Jakarta, Jumat (11/1/2013).

Menkes menuturkan untuk flu burung H5N1 clade 2.3.2 ini sampai sekarang ditemukan 8 kasus yang menyerang manusia di dunia dengan 3 kematian, sedangkan Indonesia sampai saat ini belum ditemukan kasus pada manusia.

“Walau belum (kasus di manusia) tetap tingkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan surat edaran dan penjelasan apa yang harus dilakukan, bagaimana penanganan kalau mutasi ke manusia,” tutur Menkes.

Sementara itu Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan saat ini kasus flu burung belum menjadi kejadian luar biasa (KLB), serta sudah dapat dibuat vaksinnya sehingga bisa menahan laju flu burung yang menyerang itik.

“Kita sudah bisa hasilkan vaksin dan akan diproduksi awal Februari. Vaksin lama masih mungkin digunakan, tapi harus melakukan pengulangan 2-3 kali,” ujar Mentan Suswono.

Vaksin yang akan dibuat ini nantinya digunakan untuk hewan, sedangkan vaksin untuk manusia belum bisa dibuat karena belum ditemukan kasus flu burung clade 2.3.2 yang menyerang manusia.

“Selama belum ada kasus di manusia maka kita belum bisa bikin vaksin untuk manusia,” ujar Menkes.

Diharapkan masyarakat tidak kontak langsung dengan itik dan unggas yang terinfeksi dan selalu berperilaku hidup bersih sehat. Jika ada riwayat kontak langsung dengan itik atau unggas yang mati mendadak sebaiknya cepat ke rumah sakit atau petugas kesehatan.

Selain di Indonesia, kasus flu burung clade 2.3.2 yang menyerang unggas juga dilaporkan di Vietnam, Kamboja, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, Jepang, Korea dan Hong Kong. Namun kasus pada manusia hanya ada di 3 negara yaitu China, Hong Kong dan Bangladesh.

By : Vera Farah Bararah – detikHealth