Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjumpainya, beliau suka berucap, “Selamat datang, wahai orang yang dititipkan Tuhanku untuk diperlakukan dengan baik!”
Apabila Bilal radhiallaahu ‘anhu tidak ada, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam suka sekali menyuruhnya mengumandangkan azan shalat lima waktu karena suaranya merdu dan lembut, tetapi kalau Bilal hadir, ia yang adzan dan Ibnu Ummi Maktum yang iqamat. Pada bulan Ramadhan, Bilal radhiallaahu ‘anhu azan untuk mengingatkan orang akan waktu makan-minum sahur, tetapi kalau terdengar azan Ibnu Ummi Maktum, makan-minum harus dihentikan; itu tanda waktu imsak sudah tiba.
Menurut Abdullah bin Umar radhiallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Apabila bilal azan pada malam hari, maka kalian boleh makan dan minum hingga mendengar azannya Ibnu Ummi Maktum!”
Ibnu Ummi Maktum termasuk sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam . Di hatinya, beliau lebih dari sanak keluarga, bahkan dari diri pribadinya sendiri. Mereka semua, termasuk Ibnu Ummi Maktum, sanggup menahan derita serta cerca orang terhadap diri dan sanak keluarganya, bahkan bisa memaafkan hal itu, tetapi tidak bisa menerima dan memaafkan hal itu bila ditujukan kepada Rasulullah.
Ibnu Ummi Maktum pernah tinggal di rumah seorang wanita Yahudi, bibi seorang Anshar. Wanita itu baik budi dan melayani makan-minumnya, tetapi mulutnya tidak pernah diam menyerang orang-orang yang paling dicintai Ibnu Ummi Maktum. Ia tidak sabar mendengar ejekan dan cercaan itu. Ia berusaha beberapa kali menegurnya, tetapi teguran dan peringatannya itu tidak diindahkan. Terpaksalah ia memukulnya. Ternyata pukulan itu mematikan. Hal ini dilaporkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sesudah ia dihadapkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya,
“Mengapa kau bertindak demikian?”
There are no comments yet.